Home Blog Integrasi ESG untuk Industri Ekstraktif Indonesia | Registrasi Perusahaan Integrasi ESG untuk Industri Ekstraktif InCorp Editorial Team 19 Mei 2025 5 minutes reading time Table of Contents Apa Itu Industri Ekstraktif? Jenis-Jenis Industri Ekstraktif Pihak - Pihak Utama dalam Industri Ekstraktif Dampak Kegiatan Ekstraktif Inisiatif Keberlanjutan dalam Industri Ekstraktif Mulai Terapkan ESG bersama InCorp Indonesia Industri ekstraktif mencakup pertambangan, minyak, dan gas. Sektor ini memegang peran penting dalam perekonomian global. Perusahaan-perusahaan besar dalam bidang ini menyediakan sumber daya alam bernilai tinggi yang berdampak luas ke berbagai sektor. Namun, operasional industri ini seringkali menimbulkan kekhawatiran terkait aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG). Oleh karena itu, pelaporan ESG telah menjadi alat penting untuk memastikan operasional yang etis, terutama di era saat ini. Lebih dari itu, penerapan ESG dalam industri ekstraktif juga dapat membuka peluang bisnis yang menguntungkan. Apa Itu Industri Ekstraktif? Industri ekstraktif merupakan bisnis yang bergerak dalam pengelolaan sumber daya alam. Operasionalnya mencakup proses ekstraksi bahan mentah hingga tahap produksi di pabrik. Perusahaan ekstraktif biasanya berlokasi di daerah yang kaya akan sumber daya alam. Lokasi yang dipilih umumnya memiliki bahan mentah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan peralatan produksi. Hal ini menuntut perusahaan untuk memahami kondisi lingkungan dari sumber daya alam tersebut. Perencanaan yang menyeluruh akan memastikan kelestarian dan keberlanjutan stok bahan mentah. Selain mengambil dan mengolah sumber daya alam, bisnis ekstraktif juga memiliki tanggung jawab untuk menjaga serta memanfaatkan sumber daya tersebut untuk menghasilkan produk yang bermanfaat bagi manusia. Jenis-Jenis Industri Ekstraktif Jika dilihat dari proses dan aktivitasnya, industri ekstraktif memiliki ciri khas yang membedakannya dari jenis usaha lainnya. Salah satunya adalah “pemanfaatan sumber daya alam,” di mana bisnis ekstraktif berfokus pada pengambilan dan pengolahan sumber daya alam menjadi produk yang bernilai. Ciri lainnya adalah “ekstraksi langsung dari alam,” yakni mengambil langsung sumber daya alam untuk diproses menjadi produk akhir. Karena berurusan langsung dengan pengolahan sumber daya alam, setiap jenis industri ekstraktif memiliki metode pengolahan dan hasil akhir yang berbeda. Berdasarkan sektor aktivitasnya, berikut adalah beberapa jenis bisnis ekstraktif: 1. Pertanian Berfokus pada berbagai hasil pertanian dan produk pertanian sebagai bahan utama yang diolah. 2. Peternakan Industri ekstraktif juga mencakup proses dan pemanfaatan hewan ternak seperti kambing, sapi, ayam, dan lainnya. 3. Perkebunan Menghasilkan bahan baku dari tanaman tertentu yang diolah menjadi produk bernilai. Pengelolaan yang tepat sangat penting untuk hasil optimal. 4. Perikanan Laut Sumber daya laut yang kaya dimanfaatkan untuk kegiatan tangkap, pengemasan, hingga distribusi ikan. 5. Pembuatan Garam Air laut diproses menjadi garam melalui pengeringan menjadi kristal atau penambangan berbasis darat. 6. Kehutanan Mengolah hasil hutan untuk dijadikan produk seperti kertas, furnitur, dan bahan bangunan. 7. Pertambangan Meliputi eksplorasi dan pengolahan sumber daya mineral seperti tembaga, emas, batu bara, minyak bumi, dan gas alam. READ MORE:Perusahan Industri dan Manufaktur Menurut Badan Pusat StatistikBagaimana ESG Mentransformasi Operasi Pertambangan di Indonesia Pihak – Pihak Utama dalam Industri Ekstraktif Berikut adalah pihak-pihak penting yang perlu dilibatkan oleh pelaku bisnis dalam industri ekstraktif: 1. Karyawan, Mitra, dan Kontraktor Mereka bekerja langsung atau memiliki hubungan bisnis dengan perusahaan. Hubungan positif penting karena berdampak pada citra perusahaan di mata masyarakat. 2. Komunitas di Sekitar Lokasi Tambang Untuk mendapatkan dukungan masyarakat, perusahaan harus menunjukkan bahwa manfaat proyek melebihi risikonya. Ini mencakup dialog, merespons kekhawatiran, dan merancang masa depan bersama. 3. Pemerhati Lingkungan Meski sulit, melibatkan kelompok yang menentang proyek tambang penting untuk memahami sudut pandang berbeda dan mengatasi kekhawatiran secara terbuka. 4. Penambang Skala Kecil Banyak wilayah sebelumnya dikelola oleh penambang tradisional atau rakyat sebelum masuknya tambang skala besar. 5. Petani dan Industri Pertanian Perusahaan ekstraktif dapat bekerja sama dengan sektor pertanian untuk mengatasi kelangkaan dan kualitas air. 6. Pemerintah Berperan sebagai regulator dan penerima royalti dari industri ekstraktif. Kadang juga bertanggung jawab menyediakan layanan masyarakat, sehingga penting memahami prioritas dan peran pemerintah. 7. Komunitas Adat Masyarakat adat memiliki hak khusus atas tanah dan sumber daya mereka. Karena dampaknya bisa sangat besar, perusahaan harus sangat menghormati hak ini dengan melakukan konsultasi dan mendapatkan Persetujuan Atas Dasar Informasi Awal Tanpa Paksaan (Free, Prior, and Informed Consent – FPIC). Dampak Kegiatan Ekstraktif Pemerintah berperan sebagai regulator dan penerima royalti dari kegiatan pertambangan. Selain itu, pemerintah juga menetapkan standar lingkungan dan memantau kepatuhan untuk memastikan praktik ekstraksi yang bertanggung jawab dalam industri ekstraktif. Berikut ini adalah dampak dari kegiatan ekstraktif dari sisi ekonomi dan lingkungan: Dampak EkonomiDampak LingkunganMemaksimalkan Potensi Sumber Daya Alam: Tujuan utama dari aktivitas ekonomi ini adalah mengolah sumber daya alam menjadi produk yang bernilai.Penipisan Sumber Daya:Kegiatan ekstraktif dapat menyebabkan penurunan sumber daya alam yang tidak terbarukan, berdampak jangka panjang bagi generasi mendatang.Menciptakan Lapangan Kerja:Bisnis ekstraktif dapat membuka peluang kerja baru dan membantu menurunkan angka pengangguran.nemployment rates.Gangguan Ekosistem:Kegiatan seperti penambangan dan pengeboran dapat merusak habitat alami, menyebabkan erosi tanah, dan menurunkan keanekaragaman hayati.Meningkatkan Keuntungan: Pemanfaatan dan pengolahan sumber daya alam sering kali menghasilkan keuntungan besar bagi perusahaan yang menjalankan kegiatan ekstraktif.Polusi dan Perubahan Iklim:Emisi gas rumah kaca dan ekstraksi bahan bakar fosil dapat mempercepat perubahan iklim, serta mencemari udara dan air, memengaruhi kesehatan manusia dan lingkungan.Menyediakan Alternatif:Produk hasil pengolahan sumber daya alam dapat menjadi alternatif untuk berbagai kebutuhan masyarakat.Penggunaan dan Limbah Air:Kegiatan ekstraktif sering memerlukan air dalam jumlah besar dan menghasilkan limbah, yang dapat membebani sumber daya air lokal dan berdampak pada komunitas sekitar jika tidak dikelola dengan baik. Inisiatif Keberlanjutan dalam Industri Ekstraktif Berdasarkan dokumen PBB “Transforming Extractive Industries for Sustainable Development”, transformasi sektor ekstraktif dapat dibagi menjadi enam area, yaitu: Pembiayaan pembangunan: utang, likuiditas, pajak, dan aliran keuangan ilegal. Tata kelola dan pengelolaan pendapatan. Ekonomi hijau. Transisi adil menuju sistem berkelanjutan. Teknologi, inovasi, dan ekonomi sirkular. Kolaborasi regional dan global. Mulai Terapkan ESG bersama InCorp Indonesia Industri ekstraktif memberikan banyak manfaat ekonomi, termasuk penciptaan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan nasional melalui pengolahan sumber daya alam. Mengintegrasikan konsultasi keberlanjutan dapat membantu bisnis ekstraktif Anda akan berkembang dengan sukses secara finansial dan mempunyai dampak lingkungan yang minimal. Dalam hal ini, InCorp Indonesia siap mendukung bisnis Anda melalui layanan konsultasi ESG dan pendirian perusahaan. Layanan ini akan memandu bisnis Anda dalam proses integrasi ESG yang kompleks dan memastikan keselarasan dengan regulasi yang berlaku. Read Full Bio Daris Salam COO Indonesia at InCorp Indonesia With more than 10 years of expertise in accounting and finance, Daris Salam dedicates his knowledge to consistently improving the performance of InCorp Indonesia and maintaining clients and partnerships.