Indonesia akan mengalami pertumbuhan populasi dengan usia produktif lebih besar dari populasi dengan usia non-produktif pada 2050—dengan lebih dari 200 juta penduduk berusia produktif.
Takut akan tingkat pengangguran usia muda, pemerintah berusaha menyediakan pendidikan terbaik di Indonesia. Tujuannya adalah membawa dividen demografis pada masa depan, sehingga anak muda dapat memiliki pekerjaan yang lebih baik, gaji lebih tinggi dan kualitas kehidupan yang meningkat.
Menurut British Council, jumlah mahasiswa Indonesia akan berada di 10 besar dunia pada 2035. Sekitar 2.6 juta mahasiswa Indonesia akan mengenyam pendidikan di universitas dalam 10 tahun mendatang.
Saat ini, ada lebih dari 3,400 lembaga pendidikan universitas, dengan bidang-bidang terpopuler adalah bisnis, TI, akuntansi/keuangan, kedokteran, ilmu kesehatan, linguistik dan teknik.
Universitas di Indonesia tersebar di kota-kota besar di Pulau Jawa: Jakarta, Bandung, Surabaya, Semarang dan Yogyakarta.
Sekitar 30,000 mahasiswa Indonesia mengenyam pendidikan universitas di luar negeri, dan 1% nya adalah mahasiswa internasional yang mobile.
Pada 2013 Indonesia diprediksi memiliki tenaga kerja sebesar 65 juta anak muda. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Indonesia fokus pada kualitas pendidikan untuk mempersiapkan penduduknya agar bisa bersaing.
Namun, karena adanya tantangan infrastruktur yang disebabkan oleh alam Indonesia yang berbentuk kepulauan dan kurangnya talenta, akses terhadap pendidikan berkualitas di Indonesia masih harus ditingkatkan, jika dibandingkan dengan banyak negara Asia Tenggara lainnya.
Di antara penduduk muda yang siap memasuki lapangan kerja, pengamatan menunjukkan adanya celah besar dalam kreativitas serta keahlian komputer dan teknis. Salah satu keahlian terpenting yang tidak dimiliki adalah kemampuan berbahasa Inggris dengan baik.
Celah ini terjadi karena pendidikan yang kurang berkualitas dan kurangnya pelatihan untuk tenaga kerja Indonesia.
Indonesia kekurangan guru, terutama yang bagus dan memiliki kualifikasi. Kurang dari separuh guru di Indonesia, yaitu sejumlah 2.7 juta, yang memenuhi persyaratan minimum negara.
Untuk mengurangi celah keahlian dan talenta yang ditemukan di antara tenga kerja muda, pemerintah Indonesia telah memperbanyak jumlah sekolah vokasi.
Dengan upaya ini, Indonesia telah menentukan program pendidikan wajib menjadi 12 tahun, mewajibkan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) untuk juga menerima murid dengan prospektif yang berasal dari keluarga miskin.
Untuk meningkatkan kualitas guru, Kementrian Pendidikan dan Budaya Indonesia telah menjalankan sejumlah program seperti uji sertifikasi reguler. Sejak 2015, guru profesional akan dipekerjakan dengan sertifikasi ini.
Selain itu, sistem pendidikan telah menerima total investasi sebesar USD 34.9 miliar pada 2013, yang dianggap sebagai salah satu investasi terbesar jika dibandingkan dengan sektor-sektor lain di Indonesia.
Sementara itu, pembangunan institusi pendidikan baru beserta fasilitasnya di Indonesia terus menikmati investasi lokal dan internasional. Yang lebih penting lagi, otoritas secara terus-menerus memperbaiki kurikulum dan kinerja guru dan menjadikannya prioritas untuk mendorong dan meningkatkan kualitas pendidikan umum secara keseluruhan.
Sejak dihilangkannya partisipasi asing dan swasta dari daftar negatif investasi pada 2010, sektor pendidikan di Indonesia telah menerima investasi asing langsung yang semakin besar, serta juga investasi swasta.
Bagaimana Mendirikan Organisasi Nirlaba di Bali
Sisi Gelap Rekrutmen di Indonesia