Tantangan Mendirikan Bisnis di Indonesia dan Cara Mengatasinya: Bagian II Posted on 14 September 201729 September 2023 by Satriyo Untoro Indonesia business climate as the largest economy in Southeast Asia, boasts a total GDP of over USD 888 billion and has set an ambitious target GDP growth rate of 5.2 percent. While the archipelago offers promising consumer-related market opportunities, the path to doing business in Indonesia has complexities. Successfully doing business in Indonesia requires understanding and overcoming several challenges. In this article, we will explore these challenges and offer insights on how to navigate them. Challenges of Doing Business in Indonesia When considering opening a business in Indonesia, foreign investors will encounter various challenges that can impact their success. Here are some key challenges that need to be addressed: 1. Foreign Ownership Limitations Setting up a business in Indonesia can be tormenting for foreigners, but it’s essential to navigate to Indonesia business law and regulations. Foreign ownership limitations exist, but expats can still establish successful businesses due to high chance of Indonesia business opportunities. The Indonesian government allows foreigners to invest in specific sectors based on the Indonesian Positive Investment List, which outlines open sectors and the allowable percentage of foreign ownership. This list changes periodically, so it’s crucial to stay updated. For those aiming for 100% foreign ownership, the Foreign-owned Company (PT PMA) option is available. Still, it requires a minimum investment of Rp 10 billion to be fulfilled within five years of establishment. Alternatively, a Representative Office offers a hassle-free way to set up a presence, although it can’t generate revenue and requires a parent company overseas. 2. Complex Government Regulations Indonesia’s bureaucratic landscape can be daunting for business registration. Obtaining a principal license from the Indonesia Investment Coordinating Board (BKPM) involves multiple document submissions, including a certificate of domicile, taxpayer number proof, and Ministry of Law and Human Rights clearance. Keep in mind that regulations change regularly. Read more: What Does Indonesia’s Upper Middle-Income Status Mean? 3. Elaborate Taxation System Indonesia’s taxation system applies to individuals and companies, encompassing corporate income tax, employee withholding tax, value-added tax, and individual income tax. Even if a company is not generating profits, tax compliance is mandatory. To navigate this labyrinth of taxation, consider using a third-party service like InCorp Indonesia, a leading PEO company in Indonesia. They can assist with HR-related concerns, payroll, legalities, insurance, accounting, auditing, and tax reporting. 4. Visa and Permit Processing Maze Obtaining visas and permits in Indonesia can be a challenge. There are four types of licenses for business purposes: tourist visas (valid for 7-30 days), business visas (multiple-entry or single-entry), KITAS (allowing employment), and KITAP (permanent permit for expats married to Indonesians). To avoid common mistakes and ensure visa compliance, seek assistance from InCorp’s visa and permit processing services. They handle the paperwork for a hassle-free stay in Indonesia. Read more: 3 Surprisingly Nice Things Investors Should Know 5. The Language Barrier Due to Indonesia business culture and numerous dialects (over 700) present a language barrier for businesses. Effective marketing requires localizing products and services for specific markets. Consider hiring local employees fluent in the relevant dialects to address this challenge. Guide to Doing Business in Jakarta Mailchimp Free eBook Indonesia Business Insight Full NameEmail I have read InCorp's Privacy Policy and agree to InCorp using my information provided to contact me about related content, and services.*Subscribe Tackle These Business Challenges with InCorp Indonesia InCorp Indonesia, formerly known as Cekindo, is a leading provider of market entry and business solutions in Indonesia. They stay up-to-date with the ever-evolving regulations and offer expertise in localizing products and services. Navigating Indonesia’s business landscape may be intricate, but your business can thrive in this dynamic economy with the proper guidance and services. For inquiries on how InCorp Indonesia can assist you in doing business in Indonesia, please get in touch with us through the form below.
Tantangan Mendirikan Bisnis di Indonesia dan Cara Mengatasinya: Bagian II Posted on 14 September 201711 Februari 2023 by Satriyo Untoro Pada artikel sebelumnya, Cekindo telah membahas 2 tantangan pertama yang dihadapi dalam berbisnis di Indoneia. Berikut, pada artikel ini, Cekindo akan membahas 3 poin lanjutan: Sistem perpajakan di Indonesia yang rumit; Pengurusan visa dan izin yang membingungkan; Perbedaan bahasa sebagai penghadang. 3. Sistem perpajakan Indonesia yang rumit Sistem perpajakan di Indonesia berlaku untuk individu dan perusahaan; klasifikasinya terbagi dalam level regional dan nasional. Pemenuhan pajak bulanan terhitung dari pajak pendapatan, pajak penghasilan karyawan, pajak pertambahan nilai (vat), dan pajak pendapatan perorangan. Investor asing yang menggunakan Kantor Perwakilan wajib mematuhi peraturan perpajakan tersebut. Perusahaan sebagai pembayar pajak, membayar pajak pendapatan karyawan. Perusahaan Indonesia harus memberi laporan pajak setelah menerima nomor pajak. Walaupun perusahaan belum memiliki aktivitas bisnis atau memiliki penghasilan, peraturan perpajakan tersebut tetap berlaku. Cara penanganan Jika Anda tidak ingin pusing dengan perpajakan, audit, dan akuntansi lainnya, Anda dapat menggunakan pihak ketiga. Untuk itu, Cekindo hadir sebagai Professional Employer Organization (PEO) di Indonesia untuk membantu Anda. Kami dapat membantu dalam masalah HR (perekrutan, pelatihan, payroll, legalitas, asuransi, perpajakan, audit, pelaporan, dan lainnya). 4. Pengurusan visa dan izin yang membingungkan Memperoleh visa dan izin tinggal merupakan salah satu tantangan dalam menjalankan bisnis di Indonesia. Terdapat 4 jenis izin untuk tinggal/berbisnis di Indonesia. Jenis pertama adalah visa turis dimana Anda perlu memiliki tiket kembali dan paspor aktif. Anda memiliki masa tinggal yang terbatas selama 7 hingga 30 hari. Apabila Anda masih berada di Indonesia lewat masa visa, maka pihak berwajib akan menahan Anda. Jenis kedua adalah visa bisnis yang mengizinkan Anda untuk berbisnis di Indonesia. Izin ini termasuk dengan menghadiri pertemuan bisnis, pameran, pelatihan atau seminar. Terdapat 2 jenis visa bisnis: Visa multiple-entry, berlaku selama 1 tahun dengan masa tinggal 2 bulan tiap kunjungannya; Visa single-entry, berlaku selama 60 hari terhitung sejak kedatangan dan tidak berlaku lagi begitu Anda meninggalkan Indonesia. Jenis selanjutnya adalah KITAS yang merupakan izin ekspat untuk bekerja di Indonesia. Untuk mendaftar KITAS, perusahaan harus memaparkan kebutuhan akan tenaga asing. Anda perlu memperhitungkan perekrutan pekerja asing di perusahaan Anda dimana perbandingan pekerja lokal dan asing adalah 10:1. Direktur ekspat perusahaan akan mendapatkan KITAS yang berlaku selama 1 tahun, sementara yang lainnya hanya berlaku selama 6 bulan. Ekspat dapat memperbaharui visa bila masa berlaku visa tersebut telah habis. Jenis terakhir adalah KITAP yang merupakan Izin Tinggal Tetap untuk ekspat yang menikah dengan warga Indonesia. Ekspat juga dapat mendaftar KITAP apabila telah memiliki KITAS selama 3 tahun berturut-turut. Cara penanganan Pendaftaran visa dan perizinan di Indonesia tidak serumit yang Anda bayangkan. Namun, terdapat beberapa kesalahan umum dalam pendaftaran dan penggunaan visa yang membuat semuanya menjadi rumit. Contohnya, tidak mengingat masa berlaku visa dan ketidakpahaman akan aktivitas yang dapat dilakukan dengan izin yang dimiliki. Untuk menghindari berbagai masalah perihal imigrasi, Cekindo akan membantu Anda. Kami menyediakan layanan pemrosesan visa yang menjamin Anda dapat tinggal di Indonesia dengan nyaman. Anda hanya perlu mempersiapkan dokumen yang diperlukan untuk visa dan/atau perizinan Anda. Cekindo akan mengurus segalanya untuk Anda. 5. Perbedaan bahasa sebagai penghadang Mayoritas kota besar di Indonesia terletak di kepulauan. Indonesia memiliki ratusan pulau berpenduduk, dimana setiap masyarakat memiliki keunikan budayanya masing-masing. Keberagaman ini juga menghasilkan berbagai cara dalam berbisnis. Yang perlu Anda ketahui, terdapat lebih dari 700 dialek di Indonesia. Oleh karena itu, Anda perlu beradaptasi dengan bahasa saat Anda berada di suatu daerah. Salah satu solusi yang dapat Anda lakukan adalah dengan mempekerjakan karyawan lokal. Pengetahuan bahasa daerah yang dimiliki oleh karyawan lokal akan membantu bisnis Anda. Terutama dalam memaksimalkan praktik bisnis di target pasar Anda. Cara penanganan Banyak perusahaan konsultan di Indonesia yang dapat membantu Anda menyelesaikan masalah tersebut. Namun, Cekindo memiliki pengalaman yang dapat dibanggakan dalam informasi lokal. Tim kami fasih dalam melokalisasikan produk atau layanan Anda. Kami juga dapat membantu agar target pasar Anda tertarik dengan penawaran bisnis Anda. Untuk pertanyaan lebih lanjut bagaimana Cekindo dapat membantu Anda, silakan hubungi melalui form di bawah ini. Ref: http://2016.export.gov/indonesia/doingbusinessinindonesia/index.asp http://gpa-global.org/wp-content/uploads/2017/02/indonesia-2017-HBNW.pdf https://uk.practicallaw.thomsonreuters.com/5-501-2646?transitionType=Default&contextData=(sc.Default)&firstPage=true&bhcp=1 https://www.indonesia-investments.com/business/risks/infrastructure/item381
5 Sektor Bisnis yang Menjanjikan di Indonesia Posted on 22 Desember 201626 Juli 2023 by Satriyo Untoro Melihat kondisi ekonomi di Indonesia yang terus berkembang, terutama dengan banyaknya reformasi di sisi birokrasi dan peraturan investasi, membuat banyak investor asing tertarik untuk memulai bisnis yang menjanjikan di Indonesia. Perusahaan asing menjadikan Indonesia sebagai kawasan menguntungkan untuk berinvestasi. Pandangan tersebut muncul karena bisnis di Indonesia menawarkan potensi besar dalam aspek pengembangan usaha. Selain itu, pengusaha juga mudah mendapatkan bahan baku mentah dan tenaga kerja yang melimpah, sekaligus menyesuaikan dengan berkembangnya pasar di Indonesia. Baca juga: Cara Memulai Sebuah Bisnis di Indonesia Daftar Bisnis yang Menjanjikan di Indonesia Dalam artikel ini, kami akan menekankan pada 5 sektor bisnis di Indonesia yang menjanjikan sebagai peluang investasi. Berikut ulasannya: 1. Hotel dan Industri Pariwisata di Indonesia Indonesia yang terkenal sebagai negara kepulauan menawarkan pemandangan eksotis dan keindahan dari berbagai budaya. Kekayaan alam dan budaya Indonesia berhasil menghipnotis jutaan pengunjung dan petualang dari seluruh dunia. Oleh karena itu, banyak hotel bertaraf internasional yang melakukan ekspansi sebagai bukti peluang bisnis yang menjanjikan di Indonesia. Kehadiran hotel internasional tersebut bisa ditemukan di kota-kota besar seperti di Jakarta, Bandung, Denpasar, Semarang, Medan, Balikpapan, Makassar, Surabaya, dan lainnya. Karena banyaknya turis asing yang datang ke Indonesia melalui Jakarta, Bali, dan Batam, ketiga kawasan tersebut menjadi target utama untuk pengembangan bisnis di Indonesia pada sektor perhotelan dan industri pariwisata. Sebagai tambahan, jumlah turis asing yang datang meningkat secara terus-menerus, hingga mencapai 10 juta orang pada tahun 2015 dan terus menunjukkan peningkatan. Hal tersebut terjadi berkat kunjungan bebas visa yang diterapkan oleh pemerintah Indonesia untuk turis asing dari 169 negara (untuk lama tinggal maksimum 30 hari). Tidak hanya berlaku untuk turis asing, pengunjung domestik dan pelaku bisnis di Indonesia juga menjadi target dalam industri pariwisata. Dengan ragam target pasar potensial, dapat terlihat jelas bahwa sektor perhotelan, industri pariwisata, dan pengembangan infrastruktur pendukung merupakan bisnis yang menjanjikan untuk investasi asing di Indonesia. Baca juga: Bagaimana Memilih Visa yang Tepat di Indonesia 2. Perdagangan dan Sektor Retail di Indonesia Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak kerja sama dalam pasar ritel dan sektor perdagangan. Kerja sama tersebut di antaranya dilakukan bersama dengan China, Uni Emirat Arab, India, Kazakhstan, Turki, dan Malaysia. Selain itu, meningkatnya populasi kelas menengah di Indonesia, membantu pertumbuhan daya beli di masyarakat yang berdampak pada tren positif ekonomi. Selain itu, potensi penetrasi bisnis yang cepat juga menjadi pertimbangan tambahan untuk investor asing mengambil peluang bisnis yang menjanjikan di Indonesia. Fokus pemerintah Indonesia terhadap pembangunan infrastruktur juga menjadi hal yang baik bagi industri perdagangan dan sektor ritel. Pembangunan infrastruktur berperan untuk membantu perhubungan dari satu area ke area lain dapat terdistribusi dengan baik dan efektif. 3. Peluang Bisnis Penjualan Online di Indonesia Tren berikutnya yang sedang berkembang untuk investasi asing di Indonesia adalah E-commerce. Pesatnya perkembangan bisnis ini terjadi berkat pertumbuhan populasi di Indonesia. Selain itu, akses internet yang semakin merata juga memiliki peran tersendiri. Hal tersebut memberi peluang bagi perusahaan, pedagang, dan para pelaku ritel untuk menarik pangsa pasar yang lebih besar dan beragam. Dalam mendukung perkembangan bisnis E-commerce, terutama investasi asing, pemerintah Indonesia juga memperkenalkan regulasi bisnis di Indonesia dengan potensi kepemilikan penuh asing di ranah bisnis digital. Baca juga: Membuka Perusahaan E-commerce di Indonesia 4. Infrastruktur dan Konstruksi di Indonesia Berkomitmen dalam meningkatkan infrastruktur secara menyeluruh merupakan bukti ambisi Indonesia dalam menarik perhatian investor asing untuk melakukan bisnis yang menjanjikan di Indonesia. Pembangunan infrastruktur dapat memberikan kemudahan distribusi komoditi dan layanan lainnya secara lebih efisien. Bisnis pengembangan infrastruktur dan sektor konstruksi juga menjadi peluang yang besar bagi investor asing di Indonesia. Pemerintah Indonesia membuka peluang bagi pengusaha asing untuk ambil bagian dalam pengembangan. 5. Peluang Bisnis di Sektor Pabrik dan Pertanian di Indonesia Sektor usaha intensif seperti manufaktur dan pertanian merupakan dua industri yang kini tengah mendapatkan dukungan dari pemerintah Indonesia. Dukungan tersebut meningkatkan peluang lapangan kerja bagi masyarakat luas. Di sektor industri manufaktur atau pabrik, peluang yang cukup banyak adalah garmen, hingga perakitan komponen elektronik dan kendaraan bermotor. Di luar itu, sektor pertanian juga industri yang diperdiksi akan selalu berkembang di Indonesia. Meskipun begitu, ada beberapa area bisnis yang masih menunjukkan kekhawatiran. Hal tersebut didasari oleh keputusan negara dalam memenuhi kebutuhan nasional. Indonesia masih bergantung pada impor negara asing terhadap ketersediaan produk pertanian seperti gula, daging, hingga jagung. Dalam memangkas ketergantungan tersebut, pemerintah Indonesia membuka kesempatan bagi para investor asing untuk mengembangkan produk pertanian melalui inovasi teknologi. Bagaimana InCorp Indonesia Dapat Membantu Anda? InCorp Indonesia berdedikasi untuk membantu dan mendukung perusahaan asing untuk melakukan ekspansi bisnis di Indonesia sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Konsultan kami yang berpengalaman mampu membantu Anda dalam membuka peluang di Indonesia lewat layanan pendaftaran perusahaan dan layanan korporasi yang komprehensif lainnya.
Indonesia untuk AFTA 2015 Posted on 2 Oktober 201511 Februari 2023 by Satriyo Untoro Dahulu, prakarsa dengan negara-negara berkembang untuk membangun integrasi ekonomi regional – disebut dengan ASEAN Free Trade Area. AFTA (ASEAN Free Trade Area) adalah perjanjian antara negara-negara ASEAN untuk membentuk kawasan perdagangan bebas dalam rangka meningkatkan daya saing ekonomi kawasan ASEAN dan membuat ASEAN serikat pasar dengan lebih dari 500 juta penduduk. Dewan AFTA sepakat bahwa target tanggal untuk mencapai tujuan ini akan menjadi 2010 untuk enam negara anggota ASEAN yang asli dan 2015 bagi anggota baru. Anggota ASEAN fokus pada benar-benar menghilangkan bea impor pada semua produk untuk mencapai tujuan akhir dari kawasan perdagangan bebas. Penghapusan bea masuk diharapkan dapat menciptakan pasar yang terintegrasi dengan aliran bebas barang dalam seluruh wilayah. Mekanisme pelaksanaan utama untuk AFTA adalah perjanjian Common Effective Preferential Tariff (CEPT). CEPT mengharuskan tingkat tarif yang dikenakan pada berbagai produk yang diperdagangkan di kawasan ini dikurangi menjadi 0% atau 5%. pembatasan kuantitatif dan hambatan non-tarif lainnya akan dihilangkan. Tujuan AFTA adalah untuk mendukung produk yang dihasilkan dalam ASEAN, membuat produk ini kompetitif di pasar global, menarik investasi langsung lebih Asing ke wilayah tersebut, dan meningkatkan perdagangan intra-ASEAN. Menurut Kebijakan Pendapatan Pusat Negara Indonesia – Badan Kebijakan Fiskal (Pusat Kebijakan Pendapatan Negara – Badan Kebijakan Fiskal), ada beberapa manfaat dari AFTA bagi Indonesia, seperti: kesempatan lebih besar dan peluang pasar yang lebih luas bagi produk Indonesia, biaya produksi yang lebih rendah untuk bisnis Indonesia yang membutuhkan barang modal dan / bahan pembantu baku dari negara anggota ASEAN lainnya, pilihan produk yang lebih beragam di pasar domestik bagi konsumen, dan kesempatan yang lebih besar untuk masuk ke dalam aliansi dengan bisnis dari negara-negara anggota ASEAN lainnya. Langkah berikutnya adalah pembentukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), termasuk AFTA, dengan tujuan utama menciptakan pasar dan basis produksi tunggal, kawasan ekonomi yang sangat kompetitif dari pembangunan ekonomi yang adil, dan kawasan yang terintegrasi ke dalam ekonomi global pada tahun 2015. MEA akan mengubah ASEAN menjadi kawasan dengan pergerakan bebas barang, jasa, investasi, tenaga kerja terampil, dan modal. Karakteristik utama dari AEC adalah pasar dan basis produksi tunggal. “Tidak ada alasan untuk meragukan apakah Indonesia siap untuk bergabung dengan ASEAN Free Trade Area (AFTA) karena daya saingnya cukup baik, “kata Menteri Luar Negeri, Hasan Wirayuda. Pembentukan AFTA pada tahun 2015, tentu akan berdampak pada peluang bagi negara-negara ASEAN, khususnya Indonesia. Diantaranya adalah manfaat dari integrasi ekonomi. Indonesia akan menjadi pasar global potensial, ekspor negara, dan negara tujuan investor. MEA dan AFTA akan memiliki dampak yang lebih spesifik pada berbagai industri di Indonesia, seperti sektor investasi. Di sektor investasi, AFTA, sebagai sistem perdagangan bebas di Asia Tenggara, akan mengakibatkan saling ketergantungan dan integrasi investasi. Ini akan berdampak investasi dan manajemen ekonomi, termasuk di Indonesia, dengan membuat perdagangan bebas tarif dan hambatan non-tarif, yang berarti bahwa barang-barang yang dihasilkan oleh negara-negara ASEAN akan bebas masuk ke masing-masing negara anggota ASEAN. Investasi asing di Indonesia diatur dan dibatasi di bawah Daftar Negatif Investasi di Indonesia, atau PT Negatif Investasi (“DNI”). Sebuah DNI baru dikeluarkan tahun ini dan, menurut Mr Hatta Rajasa, yang Menteri Koordinator Indonesia untuk Bidang Perekonomian pada saat itu, salah satu alasan untuk merevisi DNI adalah untuk mengakomodasi ASEAN integrasi ekonomi untuk memungkinkan aliran bebas investasi. Ini menunjukkan bahwa ASEAN, khususnya Indonesia, adalah pasar yang besar dengan basis produksi yang besar yang mendorong menambah investasi asing di pasar domestik masing-masing anggota serta pasar intra-ASEAN. Semua faktor ini menciptakan iklim yang baik bagi investor asing untuk mengevaluasi kesempatan dan manfaat dari mendirikan badan hukum di Indonesia. Menurut pemerintah Indonesia, pelaksanaan MEA dan AFTA juga akan memiliki beberapa efek negatif di Indonesia. usaha kecil, di buruh khususnya, dan kurang berpendidikan tidak bisa bersaing sepenuhnya dan sepenuhnya manfaat dari pasar terbuka. Pemerintah Indonesia akan memainkan peran penting dalam rekonsiliasi celah ini dengan peraturan yang komprehensif dan jelas mengenai pelaksanaan AFTA dan MEA.