Home Blog 5 Kesalahan yang Sering Dilakukan Pada Saat Pendaftaran Merek Dagang Indonesia | Pendaftaran Merek Dagang | Registrasi Produk 5 Kesalahan yang Sering Dilakukan Pada Saat Pendaftaran Merek Dagang InCorp Editorial Team 11 Februari 2023 3 minutes reading time Table of Contents “Haruskah Anda mendaftarkan merek dagang Anda?” Pertanyaan tersebut akan sering terdengar saat memulai bisnis Anda. Pendaftaran merek dagang mungkin berbeda-beda setiap individunya, tetapi pemilik bisnis akan merasa diuntungkan dengan melakukan pendaftaran tersebut. Kenapa bisa begitu? Merek dagang merupakan aset penting perusahaan yang melindungi bisnis dan Kekayaan Intelektual jangka lama. Bisnis yang memiliki nama sama tidak akan dapat bertahan lama terutama saat ingin mendaftar merek dagang. Contoh yang bisa Anda jadikan pelajaran—IKEA, perusahaan perabot besar Swedia yang kehilangan kekayaan intelektual nya dari PT Ratania Khatulistiwa, perusahaan perabot rotan yang memiliki nama ‘IKEA’ yang sama. ‘IKEA’, kepanjangan Intan Khatulistiwa Esa Abadi didaftarkan pada Desember 2013 oleh perusahaan rotan. Walau IKEA telah mencoba mendaftarkan mereknya dua kali, tahun 2006 dan 2010, MA (Mahkamah Agung) menolak permohonan tersebut. Alasan yang diberikan adalah karena IKEA tidak aktif memperdagangkan mereknya selama 3 tahun berturut-turut. Belum pernah terjadi sebelumnya, banyak bisnis baru bermunculan di pasar Indonesia. Peraturan merek dagang baru 2016 memfasilitasi bisnis-bisnis baru dengan menurunkan tingkat kesulitannya. Longgarnya pendaftaran merek dagang tidak selalu menjamin sebuah bisnis tidak akan kehilangan merek dagangnya. Berikut 5 kesalahan yang sering dilakukan pada saat pendaftaran merek dagang yang harus Anda hindari. 1. Tunggu hingga detik terakhir untuk pendaftaran merek dagang Terlambat mendaftarkan merek dagang bukan hal yang baru terjadi. Hal ini terjadi karena pemilik bisnis tidak tahu waktu yang tepat untuk mendaftar merek mereka. “Secepatnya” merupakan kata yang tepat untuk mendeskripsikannya. Di Indonesia, sistem pendaftaran merek dagang masih berbasis “siapa cepat dia dapat” atau “first-come-first-served”. Pendaftar pertama akan memiliki kesempatan lebih besar untuk mendapatkan persetujuan mereknya. 2. Tidak melaksanakan tugas dan tanggung jawab Anda Pentingnya melakukan penelitian pasar, memahami undang-undang merek dagang, dan menyelidiki latar belakang merek dagang serupa tidak dapat terlalu ditekankan untuk bisnis Anda di Indonesia. Anda mungkin berada di sisi yang salah dengan tidak sengaja menggunakan merek dagang bisnis orang lain. 3. Tidak mengingat anggaran untuk pendaftaran merek dagang Dapat dipahami bahwa anggaran merupakan salah satu aspek utama dari setiap operasi bisnis adalah. Dan tak dapat dipungkiri bahwa pendaftaran merek dagang terkadang bisa memakan waktu dan biaya yang intensif. Namun, merek dagang adalah jalannya, jika bukan satu-satunya cara, untuk melindungi aset bisnis Anda dan memanfaatkan kekuatan globalisasi. Jangan melihat merek dagang sebagai pengeluaran, lihat dari luar kotak bagaimana merek sebagai investasi untuk pertumbuhan jangka panjang dan kemakmuran bisnis Anda. 4. Menganggap merek Anda sudah terkenal Perusahaan furnitur besar Swedia, IKEA, yang kehilangan mereknya pada bisnsi lokal Indonesia hanyalah satu kasus klasik. Nama perusahaan yang telah terkenal secara internasional ini akan populer dengan sendirinya tanpa perlu mendaftar merek dagang mereka di Indonesia. Pemikiran seperti itu merupakan kesalahan besar dan akan merugikan merek dan reputasi Anda. Percaya atau tidak semua tergantung Anda. 5. Mengungkap resep perusahaan Banyak pemilik usaha, terutama UKM, tidak sadar akan hal yang merupakan rahasia dagang perusahaan. Oleh karena itu, pemilik usaha kadang mengungkap terlalu banyak informasi bisnis mereka, seperti profil pelanggan, jalur distribusi, strategi pemasaran, dan kinerja penjualan. Dengan mengungkap rahasia perusahaan mungkin akan kehilangan daya saing-nya setelah resep tersebut diketahui pesaing. Read Full Bio Daris Salam COO Indonesia at InCorp Indonesia With more than 10 years of expertise in accounting and finance, Daris Salam dedicates his knowledge to consistently improving the performance of InCorp Indonesia and maintaining clients and partnerships.