Otomasi industri adalah proses menerapkan berbagai sistem kendali yang berbeda untuk mengatur dan mengoperasikan mesin dan peralatan untuk fasilitas dan pabrik produksi. Selain mengurangi biaya, otomasi industri dicari karena membantu meningkatkan produktivitas, efisiensi, estetika dan sistem pengiriman dalam produksi perakitan otomotif, penerbangan, kemudi dan stabilisasi kapal, ketel dan oven, dan mesin lainnya.
Bagi banyak industri, saat standar produksi meningkat, biaya tenaga kerja juga menjadi lebih mahal. Kondisi ini memaksa banyak industri untuk beralih dari manual menjadi semi-otomasi atau otomasi penuh. Otomasi kebanyakan digunakan dalam proses dan industri manufaktur seperti industri makanan dan kimia. Otomasi juga dapat digunakan untuk sistem bangunan seperti hotel, gedung perkantoran dan infrastruktur lainnya.
Peningkatan investasi dalam proses riset dan pengembangan otomasi industri diharapkan untuk membantu perluasan pasar global. Berbagai segmen industri mengadopsi sistem ini untuk mengurangi beban tenaga kerja manusia serta menghapus kesalahan manusia. Manfaat-manfaat yang ditawarkan proses otomasi ini diharapkan dapat meningkatkan pasar global.
Pengenalan terhadap berbagai solusi otomasi industri mengizinkan unit manuaktur untuk menggunakan opsi terbaik bagi sistem mereka untuk memperoleh manfaat terbaik. Program riset dan pengembangan yang ekstensif dilakukan oleh para pemain berkelas akan memberikan solusi inovatif bagi pasar, yang nantinya akan meningkatkan pasar otomasi.
Walaupun bisnis otomasi industri terhambat karena kurangnya kesadaran akan manfaat-manfaat yang ditawarkan, kemunculan berbagai industri seperti industri farmasi, kimia, manajemen air, makanan dan minuman dan elistrik dan elektronik, membutuhkan solusi otomasi untuk meningkatkan tingkat produksi dan pertumbuhan pasar. Di atas segalanya, pertumbuhan upah minimum dan peningkatan biaya produksi menunjukkan pentingnya otomasi di Indonesia.
Pasar otomasi industri global diharapkan meningkat nilainya menjadi IDR 4,935 triliun (USD 352 miliar) pada akhir tahun 2024. Tiga faktor kunci diharapkan mengubah wajah otomasi industri: efisiensi energi, kemajuan teknologi dan negara berkembang. Asia, pengguna produk otomasi industri terbesar, berkontribusi sebesar 46% di pasar global — kurang lebih IDR 1,074 triliun (USD 76.6 miliar). Hal ini disebakan oleh pertumbuhan industri manufaktur yang digerakkan oleh ekspansi bisnis, pabrik-pabrik baru, peningkatan produksi dan investasi baru.
Dengan perusahaan-perusahaan Korea Selatan dan Taiwan memimpin industri otomasi, Indonesia akan menjadi pusat produksi dan pabrik untuk kawasan Asia Tenggara. Pertumbuhan PDB Indonesia baru-baru ini dan aliran investasi telah menjadikan Indonesia pusat manufaktur otomasi, dan banyak penghasil baru serta lama yang berencana untuk membangun pabrik atau memperluas pabrik manufaktur mereka ke Indonesia.
Industri-industri ini mencakup otomotif (Toyota, Honda, General Motors, Yamaha, Daihatsu, Suzuki, VW, Tata Motors, Mitsubishi, Kia), barang konsumsi (Nestle, Unilever, Indofood, Frisian Flag, Santos Jaya Abadi, Heinz ABC, Johnson & Johnson) dan teknologi otomasi (Omron, Del, Yokogawa, Rockwell, Schneider Electric, Siemens).
Pembeli terbesar peralatan otomasi adalah indsutri minyak dan gas karena Indonesia memiliki banyak sumber daya alam untuk batu bara dan minyak. Perusahaan-perusahaan minyak dan gas harus berinvestasi secara reguler dalam teknologi otomasi terintegrasi untuk menjadi lebih terbuka, mengingat berbagai regulasi terkait kinerja, dan batasan yang lebih ketat terhadap emisi karbon. Selain itu, manufaktur barang konsumsi yang bergerak cepat di Indonesia sangat bergantung pada peralatan otomasi karena kapasitas produksi mereka yang sangat besar. Rockwell, salah satu manufaktur otomasi terkemuka di Indonesia, memulai bisnisnya di Indonesia pada tahun 1994. Para klien Rockwell kebanyakan berasal dari sektor minyak dan gas, barang konsumsi dan barang industri.
Taiwan merupakan salah satu pemasok mesin otomatis terbesar untuk pasar Indonesia. Impor mesin otomasi Taiwan ke Indonesia pada tahun 2016, misalnya, mencapai IDR 7.8 triliun (USD 556 juta), yang menjadikan Taiwan pemasok mesin otomasi ketiga terbesar di Indonesia karena berkontribusi sebesar 11% dari total impor tahunannya.
Indonesia sekarang bergerak menuju gedung pintar, dan pasar untuk sistem manajemen energi gedung (BEMS) di Asia Tenggara ditetapkan untuk tumbuh sebesar 12.2% per tahun hingga 2020, menurut riset baru. Menurut Frost & Sullivan’s BEMS Market di Asia Tenggara, Prediksi hingga 2020, solusi IT generasi selanjutnya seperti komputasi awan dan Internet of Things (IoT) mempermudah perkembangan kelas baru BEMS yang menawarkan kenyamanan serta kinerja energi optimal. Sistem-sistem ini menjanjikan manfaat nyata untuk gedung komersial dan industri, karena dapat memfasilitasi pemantauan jarak jauh, efisiensi energi dan optimasi sistem. Kebanyakan pemain pasar, bahkan mereka yang di luar pasar otomasi gedung tradisional, telah memulai memperkenalkan platform dan layanan BEMS berbasis awan.
Menjawab kebutuhan industri, gedung komersial dan tempat tinggal pintar, otomasi sistem dan gedung memiliki segala yang dibutuhkan dalam ruang yang terus berputar cepat ini—cara cerdas menggunakan listrik, grid dan meteran, solusi efisiensi energi, pencahayaan inovatif, sistem gedung dan otomasi, sensor cerdas dan keamanan, HVAC dan penawaran lift. Ada fokus tertentu terhadap efisiensi energi dalam gedung karena bertanggung jawab akan lebih dari 40% konsumsi energi utama di Indonesia—akibat iklim Indonesia yang panas dan lembab.
Semarang: Masa Depan Manufaktur di Indonesia
Kembangkan Bisnis Anda: Kawasan Industri di Indonesia
Silakan isi form di bawah ini dan biarkan kami membantu Anda memasuki sektor otomasi di Indonesia.